Pemkab Humbahas Menggelar Pelatihan Bagi 55 Orang Pemandu Wisata
HUMBANG HASUNDUTAN-Sebanyak 55 orang petugas wisata yang berasal dari sejumlah kecamatan yang tersebar di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) mengikuti pelatihan pemandu wisata di Hotel Martin Anugerah, Doloksanggul, Humbahas, Sumatera Utara.
Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut yakni Rabu (11/9/2024), Kamis (12/0/9/2024), hingga Jumat (13/9/224).
Kabid Ekonomi Kreatif Disparpora (Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga) Humbahas Brettynce Simamora, SE mengatakan, pelatihan pemandu wisata kali ini menghadirkan Ketua Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumut Kus Endro, sebagai Narasumber. Ia didampingi salah satu anggota HPI Sumut, Julina Martha Hutapea.
Sementara Kadis Disparpora Humbahas Jakkon Marbun SE, MM mengungkapkan, bahwa petugas wisata di Humbahas alangkah baiknya jika diberikan pemahaman terkait bagaimana memandu wisata di desa wisata yang mereka kelola. Ia berharap, 55 orang yang dilatih ini nantinya akan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama pelatihan.
Menurut dia, petugas wisata atau pemandu wisata sejatinya harus menguasai dan memahami destinasi wisata apa yang akan disajikan kepada pengunjung. Sehingga pemandu wisata harus benar-benar bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam, struktur geologi, bahkan sejarah kebumian yang melekat di masing-masing objek wisata.
Kata Jakkon, pemandu wajib menunjukkan tingkat pemahaman dan wawasan dengan memanfaatkan seluruh aspek geologi dan ruang lingkup mengenai unsur abiotik seperti kondisi alam, batuan, mineral, fosil, tanah, air, dan proses di dalamnya.
Dengan demikian, sambung dia, pemandu wisata akan mampu menyajikan informasi terstruktur dan berjenjang mengenai keunggulan objek wisata yang mereka hidangkan ke wisatawan.
Jakkon menambahkan, Kabupaten Humbahas adalah salah satu wilayah yang masuk dalam Kaldera Toba dan menjadi bagian dari Unesco Global Geopark. Di samping itu sebuah kebanggaan dan kesempatan, menurut dia, hal tersebut juga adalah sebuah tanggung jawab.
“Ini menjadi peluang untuk masyarakat lokal untuk bisa berperan aktif sehingga berpotensi menambah lapangan pekerjaan. Masyarakat akan dilibatkan di proses pembangunan pengembangan wisata dan bahkan terlibat di dalam pengelolaan wisata”, ujar Jakkon.
Di samping itu, masyarakat yang terlibat di pengelolaan tempat wisata, khususnya pemandu wisata, harus benar-benar memahami nilai wisata yang terkandung didalamnya.
“Dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, masyarakat sekitar diwajibkan akan lebih serius menjaga kelestarian alam, merawat lingkungan, dan memiliki etika dalam menyambut pengunjung,” sambung Jakkon.
Ia melanjutkan, menjadi pemandu wisata di Kaldera Toba misalnya, petugas wisata harus tahu mengenai sejarah Kaldera Toba. Mulai dari bagaimana terbentuknya Danau Toba melalui letusan Supervulcano pada 60.000 tahun silam hingga bagaimana hasil akhirnya dari peristiwa alam tersebut hingga kini.
“Contohnya lagi, pemandu harus tahu sejarah Tombak Sulu Sulu, dan lain sebagainya. Dan di samping pemahaman dan wawasan itu, kunci petugas wisata lainnya adalah keramahan dan kebersihan.” Tandasnya.
Demak Siburian