Kadiv Propam Mabes Polri Diminta Tegas, Copot Kapolsek Aek Natas Yang Tidak Menjalankan Tugasnya Dengan Baik Dan Marah Marah Kepada Wartawan 

Kadiv Propam Mabes Polri Diminta Tegas, Copot Kapolsek Aek Natas Yang Tidak Menjalankan Tugasnya Dengan Baik Dan Marah Marah Kepada Wartawan 

Smallest Font
Largest Font
Table of Contents

LABUHANBATU UTARA-MATAEXPOSE.CO.ID.-Viral di berbagai media sosial dan media online namun faktanya sampai saat ini masih juga belum ada penjelasan, Jadi dalam hal ini masih banyak lagi polisi atau Polsek yang belum sanggup menjadi polisi profesional yang bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Berawal Kapolsek Aek Natas, AKP JEREMIA GINTING yang diduga selama ini membackup oknum preman juga menjadi pelangsir BBM, Hal ini terungkap ketika 4 awak wartawan akan membuat laporan ke kantor polisi Aek Natas Desa Aek Natas Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.

Terkait dugaan tindak pidana pengancaman terhadap empat wartawan oleh preman oknum Pelangsir BBM menggunakan parang.

Kejadian itu sudah selesai dengan cara mediasi, karena Kapolsek meminta dari para awak wartawan agar tidak memperbesar masalah jadi kita upayakan cara mediasi dengan cara dari pihak kepolisian akan mendatangi pelaku/ atau preman berinisial F , agar tidak berbuat ulah lagi.

Besok harinya sekitar para awak wartawan kembali mendatangi Kantor Polisi Aek Natas, untuk menanyakan perkembangan, namun ketika Kapolsek di tanyakan hal tersebut Kapolsek malah Marah – Marah kepada awak wartawan.

"Dengan nada tinggi, kenapa kalian tanyakan lagi kemarin sudah selesai kenapa kalian tanyakan lagi "ungkap Kapolsek AKP JEREMIA GINTING.

Sementara itu awak media menanyakan hal tersebut karena sudah 24 jam dari pihak pelaku berinisial F , belum juga menjumpai para wartawan untuk meminta maaf bahkan untuk berjabat tangan, untuk pembuktian bahwa masalah tersebut sudah selesai dengan mediasi secara kekeluargaan ungkap salah satu wartawan berinisial A ".

"Kapolsek kembali menjawab dengan nada tinggi penuh arogansi, Dengan lantang mengatakan kalian pikir saya itu siapa. Saya bukan polisi yang bisa kalian suruh – suruh se enaknya sendiri emang kalian siapa..??

Kalau ada waktu anggota saya saya suruh untuk mendatangi dan menegur sang pelaku agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Namun kalau saya harus menyuruh pelaku datang menjumpai kalian saya tidak bisa memaksa pelaku karena kalau pelaku tidak mau datang / atau meminta maaf secara kekeluargaan saya tidak bisa memaksa karena itu hak pelaku ungkap Kapolsek.

Setelah mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan dimana seharusnya melayani bukan main bentak – bentak, Dikarenakan belum ada titik terang atau tidak ada kepastian kemudian para awak wartawan langsung pulang.

ARIANI, S.H., selaku Gerakan Anti Korupsi Negara, akhirnya angkat bicara Copot Kapolsek Aek Natas karena Kapolsek diduga menjadi pembeck up para oknum begundal yang mana sampai saat ini masih belum maksimal dalam melakukan tugasnya.

Kan lucu seharusnya Kapolsek itu sebagai garda terdepan dalam polri yang paling bawah khususnya wilayah harus bisa tegak lurus. Bukannya menjadi pelindung para oknum begundal, pelangsir BBM juga para pengedar narkoba seperti yang oknum preman akui saat keributan.

Berharap dengan adanya anggota satuan Propam yang sudah turun di Polsek Aek Natas menjalankan tugasnya dengan tegak lurus tidak ada toleransi dimana Propam adalah Garda terdepan penegak hukum di tubuh polri.

Saya minta kepada Kapolri, Kadiv Propam Mabes Polri, serta Kapolda Sumut agar menindak tegas serta tegak lurus Copot Kapolsek Aek Natas dari tugasnya sebagai Kapolsek, yang mana dalam menjalankan tugas diduga Kapolsek masih belum bisa membuat wilayah aman dari gangguan preman – preman jalanan.

Dimana dengan bangganya para preman itu mengatakan bahwa di wilayahnya masih banyak berkeliaran para pengedar sabu / atau narkoba seperti yang di ungkapkan preman ketika mengancam para wartawan. Berarti jelas Kapolsek Aek Natas diduga tidak bisa menciptakan wilayah yang di pegangnya aman dari gangguan Kamtibmas.

Wartawan berbagai media mengharapkan kasus ini dibuka seterang-terangnya, terlebih ini sudah menjadi rahasia umum  maraknya preman mengancam wartawan  di wilayah Labuhanbatu Utara . Jika tidak mampu ditindak oleh Polsek atau Polres, maka diminta Kapolri nencopot Kapolres atau Kapolsek yang tidak mampu menjalan kan tugasnya dari pada timbul dugaan adanya koordinasi di belakang praktek ilegal.

NANDA

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Nanda Author